Sistempelumasan mempunyai fungsi : 1. mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak 2. menyerap dan menyalurkan panas 3. sebagai perapat 4. membersihkan bagian Motorberdasarkan type nya dapat dibagi menjadi 3 yaitu : motor 4 cycle engine (4 tak), 2 cycle engine (2 tak), dan motor wangkle. Sekarang Saya akan membahas haya Mesin 2 dan 4 Tak/ Langkah, seperti berikut. 1. Motor 2 Tak. GambaranUmum Sistem Pendingin di Kapal. Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien maksimal dan berjalan selama berjam-jam berjalan lamanya. Hilangnya energi paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas. untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media SistemPelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan. Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak SistemPelumasan Mesin . Mesin pembakaran dalam telah direncanakan sehingga tersedia ruang gerak yang cukup untuk pengoperasian dan perawatan dari bagian-bagian mesin dan sistem pipa. Kapal yang digerakkan oleh 1 (satu) buah mesin induk yang dihubungkan ke baling-baling dengan perantara sistem reduction reversing gear dan PENGEMBANGANSISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS KERUSAKAN MESIN DIESEL Ekka Pujo Ariesanto Akhmad, M. Taufik Jurusan Teknika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah ABSTRAK Sistem pakar pada penelitian ini merupakan sistem pakar berbasis pemrograman visual yang memberikan solusi dalam mengatasi kerusakan mesin diesel Diagramalir sistem transmisi pada Kapal PSP 01 disajikan dalam Gambar 30 di bawah ini: Keterangan: : Penyaluran daya Gambar 30 Diagram alir sistem transmisi pada Kapal PSP 01 t2wXrxo. Connection timed out Error code 522 2023-06-14 235833 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7684e4d91d1c7c • Your IP • Performance & security by Cloudflare Pentingnya mesin induk dalam sebuah kapal perlu dilakukan upaya-upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan mesin induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. Metode penelitian deskriktif analisis dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo. No. 2. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan sistem pelumasan pada mesin induk diatas kapal KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja, tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas dengan pemeriksaan dan penggantian saringan/filter penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 19 Metode Perawatan Sistem Pelumasan Untuk Menunjang Kinerja Motor Induk Di Atas Kapal KM. DJO Pada PT. DHARMA BAHARI RIAU Iing Mustain1, Taufik Hidayat2, Abdurohman3 1,2,3 AKMI Suaka Bahari Cirebon ABSTRACT The importance of the main engine in a ship needs to be made efforts in handling the diesel engine lubrication system as the main driving device on a ship. The purpose of this study is to know about the main engine lubrication system on board KM. Djo at PT. Dharma Bahari Riau a the main engine lubrication process in KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b explained the obstacles that occurred during the implementation of engine lubrication in KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, and c any effort to achieve oil pressure is sufficient at the expected pressure. Descriptive research method of analysis by explaining aspects that are relevant to the observed phenomenon, observed the lubrication and the effect of the main engine lubrication system on KM. Djo. No. 2. Based on the results of research and findings that lubrication systems on the main engine on board KM. Djo uses dry sump tank lubrication, replacing lubricating oil is always carried out after 1200 working hours, the pressure from lubricating oil must reach a pressure of 5kg / cm or determined. The efforts made in dealing with damage to lubricating oil by checking and replacing filters / lubricating oil replacement filters can minimize damage to the machine and provide lubricating oil according to the type and working hours on the ship. Keywords main engine, lubrication system, dry sump tank, filter oil. ABSTRAK Pentingnya mesin induk dalam sebuah kapal perlu dilakukan upaya-upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan mesin induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. Metode penelitian deskriktif analisis dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo. No. 2. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan sistem pelumasan pada mesin induk diatas kapal KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja, tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas dengan pemeriksaan dan penggantian saringan/filter penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal. Kata Kunci mesin induk, sistem pelumasan, carter kering, saringan minyak. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 20 PENDAHULUANSemakin banyak mesin diesel digunakan maka diperlukan tempat servis mesin induk dan tenaga ahli mekanik perbaikan mesin. Untuk melakukan perbaikan mesin Mekanik mesin induk harus dapat memiliki keahlian memperbaiki mesin induk yang bermacam–macam kontruksinya sehingga setiap merek komponen mesin induk memiliki kekhususan yang perlu di pelajari. Sampai saat ini mesin kapal laut tetap menggunakan mesin induk sebagai alat utama penggerak kapal. Agar supaya pengoperasian kapal laut berjalan dengan lancar maka perlu di perhatikan untuk masalah system pelumasan yang di gunakannya. Jika memperhatikan petunjuk sistem lumas pada mesin induk kapal laut maka sistem pelumasan harus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan minimal sebulan sekali. Pengaruh sistem pelumasan terhadap mengoperasian mesin induk di atas kapal KM. DJO pada PT. Dharma Bahari Riau. Mengingat semakin meningkatnya pengoperasian kapal di pelabuhan Cirebon dari tahun ke tahun sehingga membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan PT. Dharma Bahari Riau. Untuk hal penerimaan perbaikan dan perawatan kapal – kapal yang akan dilakukan diatas kapal, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Setelah memperhatikan pentingnya mesin induk sebagai mesin penggerak utama dan alat yang paling vital dalam sebuah kapal serta luasnya komponen – komponen mesin. Untuk itu harus di lakukan upaya– upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan Mesin Induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau. Yang mencakup a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. A. Pelumasan mesin Dalam sebuah mesin terdapat banyak bagian yang mengalami gesekan seperti metal, roda gigi, torak yang dikenakan gaya gesek yang mengganggu gerakannya. Karena gaya ini, bagian yang bergerak menjadi aus sehingga kedudukannya longga atau malah melekat sehingga tidak dapat bergerak lagi. Jika gesekannya besar akan terjadi pemborosan tenaga penggerak mesin. Untuk mengurangi gesekan agar mencegah ausnya atau melekatnya bagian-bagian yang bergesekan dibutuhkan pelumasan dengan memberikan bahan minyak lumas pada permukaan-permukaan yang bergesekan, selain melumasi bagian-bagian yang akan bergesekan harus dibuat dari bahan yang sesuai Rasyi, 2001. Type dasar dari pada system pelumasan yang umum digunakan pada mesin-mesin ialah system carter basah dan system carter kering. a. Sistem carter basah Pada system ini di bagian bawah dari pada piringan atau pun yang juga merupakan tangki suply dan ada kalannya juga merupakan alat pendingin dari pada pelumas. Minyak lumas yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan kembali ke dalam tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak lumas kedalam sistem pelumasannya tadi. Sistem sump tank basah ini banyak digunakan pada mesin-mesin kecil. b. Sistem Carter Kering Minyak lumas yang jatuh ke dalam sump tank selanjutnya di alirkan dengan sebuah pompa minyak lumas melalui sebuah filter dan dikembalikan lagi ke dalam tangki suply. Tangki suply ditempatkan di luar mesinnya, pompa ini mempunyai kapasitas yang besar sehingga dapat mengosongkan sama sekali sump tanknya atau tangkinya. Pada umumnya system ini menggunakan sebuah oil cooler baik yang menggunakan air maupun udara sebagai medium pendinginnya. Sistem carter kering ini banyak digunakan pada mesin stasioner yang besar seperti dikapal maupun didarat Wijaya, 2010. Fungsi pelumasan permukaan gesek dilaksanakan dengan pemberian minyak atau lemak lumas, dengan tujuan untuk a. Mengurangi gesekan untuk meningkatkan efisiensi mekanis. b. Mengurangi ausnya permukaan gesekan, agar melekatnya permukaan tersebut tak terjadi. c. Menyeret panas yang dihasilkan, gesekan atau panas yang diteruskan dari bahan-bahan lain agar mencegah pemanasan yang berlebihan. d. Mencuci hydrocarbon atau serbuk logam sehingga permukaan gesekan bersih. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 21 e. Menutup bagian-bagian seperti cela antara silinder dan cincin torak. f. Memancarkan gaya yang bekerja secara local pada permukaan gesekan. g. Menghindari oksidasi dan karat pada permukaan gesekan. h. Mencegah adanya debu. B. Bahan minyak lumas a. Jenis-jenis minyak lumas pada mesin induk 1 Oli Cylinder M/E Medripal 440/SAE 40. 2 Oli System M/E Medripal 312/SAE 30. b. Penggolongan bahan minyak lumas 1 Minyak lumas cair Jenis yang banyak terdapat dan sering digunakan adanya minyak lumas mineral yang disuling dari minyak bumi dan dimurnikan. Penggunaannya untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak seperti poros engkol, silinder dan lainnya. 2 Minyak lumas setengah padat Yang paling popular adalah lemak yang dihasilkan oleh penambahan sabun kalsium atau sabun soda ke minyak lumas. Dipakai untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak lambat dan cepat, seperti transmisi, poros engkol. 3 Minyak lumas padat Grafik berbentuk serbuk dan digunakan sebagai campuran dengan lemak atau minyak lumas. Dipakai untuk melumasi bagian-bagian yang bersuhu tinggi. c. Sifat-sifat minyak lumas 1 Setiap minyak lumas mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Sifat yang perlu di tetapkan adalah Viscositas 2 Keminyakan 3 Residu karbon 4 Titik beku 5 Titik nyala 6 Keadaan air dan sedimen 7 Angka kenetralan dan keasaman 8 Angka pengendapan 9 Berat jenis 10 Warna d. Syarat minyak lumas Mengingat factor penyebabnya dan kerugian-kerugian yang terjadi akibat kerusakan minyak lumas, maka minyak lumas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut 1 Mempunyai viscositas yang cocok untuk rongga, putaran dan beban bidang yang dilumasi, untuk rongga dan beban yang besar viscositasnya harus tinggi, dan putaran tinggi viscositasnya harus rendah. 2 Mempunyai tenaga lengket yang besar tehadap bidang minyak lumas. 3 Mempunyai kekuatan lapisan besar, agar kontak dalam logam dapat dihindarkan. 4 Bersifat anti karat. 5 Mempunyai titik alir yang rendah, agar tetap mengalir walaupun suhu kerja rendah terutama pada waktu star. 6 Mempunyai kelelahan terhadap pembentukan endapan partikel tertentu, dalam air, udara, bahan bakar dan gas hasil pembakaran. 7 Mempunyai kesanggupan untuk mencuci dan menghanyutkan partikel-partikel kecil tanpa menimbulkam pengelompokan atau endapan. 8 Bersifat menolak kotoran dalam silinder. 9 Tidak berbusa. 10 Tidak beracun, tidak menimbulkan karat. 11 Mempunyai titik nyala yang tinggi. 12 Stabil. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 22 C. Metode pelumasan Selain pemilihan yang tepat bahan minyak lumas yang sesuai bagi sifat-sifat bagian gesekan dengan keadaan kerja untuk mendapatkan pelumasan yang baik. Cara memberikan bahan minyak lumas pun harus sesuai. Cara melumasi a. Pelumasan dengan tangan Jika perlu, minyak di tuangkan dengan tangan dari bagian tuang ke bagian-bagian yang bergesekan. b. Pelumasan tetes c. Minyak yang disimpan pada wadah minyak menetes terus menerus melalui lubang kecil atau pun katup jarum. d. Pelumasan sumbu e. Minyak dari pada diakhiri secara terus menerus oleh penyerapan sumbu. f. Pelumasan dengan tekanan g. Minyak diberikan oleh alat pelumas bertekanan. Ditinjau dari cara pengaliran oli ke bagian-bagian yang perlu dilumasi, ada tiga system yang umumnya di gunakan yaitu sistem percik, sistem tekan, dan sistem kombinasi. a. Sistem percik Oli sampai ke bagian yang dilumasi dengan cara dipercikkan oleh ujung pipi engkol, pada ujung pipi engkol diberi sendok pemercik yang dirancang khusus, percikkan oli akan melumasi dinding silinder dan bearing. b. Sistem tekan Oli dialirkan ke bagian-bagian yang dilumasi dengan cara di pompa. Pada bagian-bagian tertentu dari komponen mesin dibuat saluran-saluran kecil sebagai jalan aliran oli. c. Sistem kombinasi Sistem kombinasi adalah gabungan antara system percik dan sistem tekan. Keuntungannya adalah apabila system tekan tak bekerja karena pompa oli rusak maka pelumasan pada batas-batas tertentu masih berlangsung dengan sistem percik. METODE A. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriktif analisis, yaitu merupakan penelitian yang dilaksakan terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh. Penelitian dari subyek berupa individu, organisasi, industri atau perpektif yang dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau. KM Djo mempunyai 3 kapal dan yang di lakukan penelitian atau pengamatannya adalah di KM. Djo B. Teknik Pengumpulan Data a. Studi lapangan Studi langsung pada pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. b. Pengamatan Observasi Pengamatan atau observasi langsung pada pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. c. Wawancara Interview Melakukan wawancara dengan koresponden yang dianggap sebagai sumber informasi pada KM. Djo Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. d. Studi Kepustakaan Library Research Mempelajari buku-buku literature, diklat-diklat, atau sumber-sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo No. 2 milik PT. Dharma Bahari Riau. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil a. Sistem Pelumasan Pada Mesin Induk Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 23 Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan system pelumasan pada Mesin Induk diatas kapal KM. Djo menggunakan system pelumasan carter kering dry sump tank , yang mana dalam system ini tidak ada minyak lumas di dalam carter seperti pada mesin-mesin kecil. Pada sistem carter kering ini, minyak lumas setelah melumasi mesin jatuh ke carter kemudian dialirkan ke tangki endap sump tank dan dipompa ke filter untuk menyaring minyak lumas tersebut dari kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan atau partikel-pertikel logam. Setelah minyak lumas disaring dengan melewati filter, minyak lumas tersebut dialirkan ke pendingin minyak lumas oil cooler yang berfungsi untuk mendinginkan minyak lumas, kerena minyak lumas setelah melumasi dengan menggunakan sistem kombinasi, minyak lumas dialirkan dengan menggunakan pompa roda gigi, yang dibuat saluran-saluran kecil sebagai jalan aliran minyak pelumas. Sebagian lagi dialirkan dengan cara dipercikkan untuk pelumasan. Setelah pelumasan oli turun ke carter dari carter oli kembali ke sump tank yaitu Pompa Exter Service/Pompa terpisah dengan mesin. Jusak, b. Sistem Pendinginan Minyak lumas Tujuan dari sistem pendinginan minyak lumas adalah untuk mendinginkan minyak lumas sehingga minyak lumas tidak terbakar. System pendinginan minyak lumas yang digunakan di KM. Djo adalah sistem pendinginan tertutup, dimana pada sistem ini menggunakan media pendinginan air laut dan air tawar. Dalam sistem pendinginan minyak lumas tertutup ini air dipompa dimasukan ke dalam pendingin minyak lumas oil cooler untuk mendinginkan minyak lumas yang berasal dari tangki endap kemudian air laut tersebut dialirkan ke pendingin air tawar water cooler untuk mendinginkan air tawar tersebut, air laut tersebut dikeluarkan melalui lambung kapal. Sedangkan air tawar dan minyak lumas yang telah didinginkan oleh air laut dialirkan ke mesin induk untuk mendinginkan dan melumasi mesin tersebut. Sirkulasi minyak pelumas ditunjukkan pada gambar Didalam pendingin minyak lumas oil cooler ini, penyerahan panas dilakukan secara tidak langsung dimana minyak lumas dan air laut dipisahkan oleh dinding-dinding pipa. Penyerahan panas dilakukan melalui dinding-dinding pipa tersebut. Minyak lumas setelah keluar dari pendingin minyak lumas harus mencapai temperature ideal antara 50o C - 60o C. Gambar Sirkulasi Minyak Pelumas c. Proses Perawatan Sistem Pelumasan Mesin Diesel Sistem pelumasan merupakan sistem yang sangat berpengaruh besar terhadap kinerja mesin. Untuk itu kita harus selalu merawat/memelihara sistem ini, apabila sistem ini diabaikan dapat merusak mesin itu sendiri KM. Djo penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja. Dengan cara minyak pelumas bekas dipompa dari tangki endap sumptank. Setelah tangki endap kosong kemudian disemprot dengan udara bertekanan untuk membersihkan kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan yang mengendap di tangki endap tersebut. Mengukur kapasitas minyak pelumas dengan menggunakan atat ukur sounding type, tambahkan minyak pelumas bila perlu sesuai dengan buku pedoman servicenya, dan perhatikan juga kondisi viskositas dari minyak pelumas tersebut. Carter Engineblock Turbocharger Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 24 Selain mengganti atau membersihkan filter periksa juga minyak lumas, pipa-pipa saluran minyak lumas pun harus diperhatikan karena apabila terjadi kebocoran pada pipa-pipa saluran tersebut maka akan mengakibatkan borosnya minyak lumas dan tekanan pun akan mengalami penurunan. Untuk memeriksa pipa-pipa saluran minyak lumas mesin harus dihidupkan dengan begitu akan diketahui apakah ada atau tidaknya kebocoran-kebocoran pipa-pipa saluran tersebut. Perhatikan juga pada sambungan-pambungan dan packing-packingnya. Pada sistem pendinginnya pun harus mendapat perhatian dengan selalu memperhatikan pada alat ukur berapa temperature yang keluar dari pendingin minyak lumas ini dan selalu memperhatikan pipa-pipa air lautnya. B. Pembahasan Adapapun pembahasan rumusan masalah sebagai berikut a. Proses Pelumasan Proses pelumasan mesin induk di KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering seperti ditunjukkan pada gambar dimana minyak lumas yang telah melumasi bagian-bagian yang bergerak jatuh ke dalam carter dan kemudian dihisap oleh sebuah pompa dan dialirkan ke sebuah filter yang berguna untuk menyaring minyak lumas tersebut dari serbuk. Pecahan-pecahan bahan, partikel-partikel logam atau pun kotoran-kotoran yang berasal dari bidang kerja yang rusak. Kemudian dialirkan menuju cooler untuk mendinginkan minyak lumas sebelum dimasukkan ke dalam Purifier untuk diteruskan atau dibersihkan lebih lanjut ke dalam mesin induk dan disebarkan ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Karena mesin ini menggunakan sistem pelumasan carter kering maka diperlukan sebuah pompa yang berfungsi untuk menyalurkan atau mengalirkan minyak lumas ke komponen-kompone yang bergerak dengan suatu tekanan. Pompa yang dipergunakan adalah jenis pompa roda gigi, dimana pompa ini akan hidup secara otomatis setelah mesin dihidupkan karena pompa ini telah dihubungkan dengan poros engkol mesin itu sendiri. Gambar Proses Pelumasan b. Kendala pada saat pelumasan Kendala yang dihadapi pada saat pelumasan adalah 1. Mengenai minyak lumas yang mengalami kerusakan encer yang disebabkan oleh suhu minyak lumas melebihi suhu normal dan tercampurnya minyak lumas dengan cairan lain. 2. Mengenai tekanan minyak lumas yang selalu kering dari ketentuan. c. Upaya Pelumasan untuk mendapatkan tekanan yang diharapkan Tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Apabila tekanan minyak lumas berkurang maka akan mengakibatkan minyak lumas tidak dapat mencapai bagian-bagian yang kecil cela-cela yang memerlukan pelumasan karena salah satu fungsi dari minyak lumas yaitu harus dapat memberikan suatu lapisan minyak flim antara dua permukaan yang bergesekan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya tekanan minyak lumas adalah dengan memeriksa saluran-saluran minyak lumas jangan sampai ada kebocoran pada saluran tersebut karena dapat menurunkan tekanan juga akan mengakibatkan borosnya minyak lumas karena Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 25 terbuang. Selain kebocoran pada saluran-saluran pada minyak lumas juga perlu diperhatikan pompa tekan mimyak lumas. C. Pemecahan masalah Kendala-kendala yang timbul selama kegiatan pelumasan dilaksanakan dan diusulkan untuk mengatasi, menanggulangi kendala-kendala tersebut dengan menekan sekecil mungkin akibat yang ditimbulkan, adapun kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan upaya sebagai berikut a. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas encer yang disebabkan karena suhu minyak lumas melebihi batas normal dan tercampurnya minyak pelumasan dengan cairan lain adalah sebagai berikut 1 Pemeriksaan dan penggantian saringan/filter Fungsi dari pada saringan oli adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang terkandung dalam oli, oli didalan carter sebelum di pompa dan melumasi bagian-bagian yang bergerak dimasukkan terlebih dahulu ke dalam saringan/filter untuk penyaringan, karena oli setelah melumasi bagian-bagian yang bergerak akan membawa pecahan-pecahan bahan kotoran. Semakin lama penyaringan tersebut maka akan semakin bertumpuk kotoran-kotoran yang mengendap pada saringan tersebut. Kemudian akan menghambat saluran-saluran oli tersebut. Untuk itu perlu diadakan pemeriksaan saringan/filter tersebut. Langkah-langkah pemeriksaan saringan oli a Meletakkan bak penampungan dibawah untuk menyaring minyak lumas yang ada pada saringan/filter. b Melepaskan filter dengan alat khusus. c Melepaskan pengikat saringan dan keluarkan saringan. d Bongkar saringan minyak lumas. e Periksa elemen-elemen filter minyak lumas, bersihkan jika terlalu kotor atau rusak berat harus diganti. f Periksa pegas-pegas filter, jika lemah atau berubah bentuk maka harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru. g Pasang kembali, pergunakan gasket yang baru untuk pemasangan kembali. h Apabila setelah pemeriksaan saringan oli mesin mengalami kerusakan maka saringan oli tersebut harus diganti dengan yang baru. 2 Cara pembersihan cooler Cara membersihkan cooler yaitu tutup valve inlet dan outlet air pendingin dengan membuka baut-baut pipa penghubung ke minyak lumas setelah itu buka tutup cooler. Setelah tutup cooler terbuka dengan menggunakan rotan tiap-tiap lubang disogok satu per satu sampai kotoran-kotorannya hilang atau keluar. Setelah itu dengan menggunakan udara tekan lubang-lubang tadi di semprot untuk membersihkan debu-debu dan kotoran-kotoran yang masih tertinggal di dalam lubang-lubang cooler tersebut. Apabila terjadi kebocoran didalam pendingin minyak lumas oil cooler terutama pada pipa-pipa saluran air laut maka minyak lumas dan air laut akan tercampur dan akan mengakibatkan minyak lumas menjadi encer. Untuk itu kita harus selalu mencermati ciri-ciri minyak lumas yang berbeda di tangki endap, antara lain sebagai berikut a. Tanda-tanda minyak lumas tercampur air tawar  Berwarna coklat susu atau mendekati warna abu-abu,  Rasanya tawar. b. Tanda-tanda minyak lumas tercampur air laut  Berwarna kecoklat-coklatan atau mendekati keabu-abuan.  Rasanya asin. c. Tanda-tanda minyak lumas tercampur bahan bakar.  Kekentalan viscositet dari minyak lumas menjadi encer.  Tanda-tanda minyak lumas harus diganti  Warna hitam pekat Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 26  Kekentalan viscositet menurun atau encer. Maka apabila terjadi kebocoran pada pipa-pipa saluran air laut tersebut dengan segera pipa-pipa kita tambal bila memungkinkan, apabila tidak maka gantilah pipa-pipa tersebut dengan pipa yang baru b. Upaya yang dilakukan agar tekanan minyak lumas mencapai tekanan yang diharapkan. 1 Pemeriksaan pada pipa-pipa saluran minyak lumas Pemeriksaan pada pipa-pipa saluran minyak lumas biasanya dilakukan pada waktu mesin itu jalan atau dihidupkan, seandainya ada kebocoran maka minyak lumas ada yang menetes keluar dari pipa. Ini biasanya terjadi pada sambungan-sambungan pipa yang tidak tepat atau rusak, maka apabila hal ini terjadi packing segera. Kebocoran juga dapat disebabkan oleh banyaknya lumpur dalam pipa-pipa yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pipa-pipa tersebut. Karena tekanan dari minyak lumas yang tinggi akan mengakibatkan pipa-pipa saluran minyak lumas pecah dan ini harus segera diperbaiki bila memungkinkan atau diganti. 2 Pemeriksaan pada pompa tekan minyak lumas. a Keluarkan minyak lumas sampai habis. b Lepas bak carter. c Lepas baut pengikat pompa. d Bersihkan pompa minyak lumas dengan menggunakan solar. e Lepaskan bagian-bagian pipa minyak lumas. f Periksa cela antara roda gigi. g Periksa kerenggangan roda gigi penggerak. h Periksa kerenggangan roda gigi yang digerakkan. i Periksa celah antara roda gigi dengan tutup pompa. j Bandingkan hasil pengukuran diatas dengan pedoman buku servicenya. Selain pada roda gigi pompa juga harus di perhatikan pada ball bearingnya kemungkinan ball bearing tersebut aus sehingga mengakibatkan putaran mesin tidak normal. Apabila tekanan minyak lumas masih rendah maka pompa minyak lumas tersebut harus diganti dengan yang baru. Apabila tidak diganti maka akan mengakibatkan kerusakan pada mesin Sularso, Harua KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut a. Proses pelumasan Mesin Induk KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, dimana sistem ini menampung minyak pelumas diluar mesin induk. Metode yang dilakukan untuk perawatan minyak lumas adalah dengan memehatikan viscositas minyak lumas dan jam kerja minyak lumas tesebut. b. Kendala yang sering dialami pada saat pelaksanaan pelumasan mesin Induk KM. Djo adalah minimnya pengalaman dan keteampilan awak kapal dalam melaksanakan perawatan lubricating oil separator karena faktor usia dan masa kerja yang baru c. Upaya untuk mencapai tekanan yang diharapkan adalah dengan memperhatikan kwalitas minyak lumas dan penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan type dan jam kerja pada kapal. DAFTAR PUSTAKA Rasyid, AMK B. 2001. Prinsip Pelumasan. Suabaya Gramedia Pustaka Utama. Jusak, 2006. Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka. Sularso, Harua Tahara. 1983. Pompa Pelumas di Kapal Jakarta Pradnya Paramita. Wijaya, Budi Hendarto. 2010. Type Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka. ... Sistem pelumasan ini sangat penting dan dibutuhkan didalam mengoperasikan kapal seperti mesin induk Mustain et al., 2019 dan khususnya kompresor, karena pelumasan berfungsi sebagai pelumas untuk melumasi bagian-bagian dari kompresor. Selain itu juga berfungsi untuk melumasi bagian yang bergerak berputar supaya tidak mudah rusak, cepat aus dan patah. ...Margo SiswoJoko SubektiPurwantonoYudhi SetiyantaraAn air compressor is an auxiliary machine used to compress gases that usually suck air from the atmosphere, in addition to sucking air or high-pressure gases from atmospheric pressure. The purpose of this study is to determine the efforts made in carrying out two-level air compressor maintenance on the KM SK 3 ship owned by PT. Trasindo diamonds in an effort to produce high-pressure air when sailing. This research method is qualitative descriptive analysis. Data collection techniques are obtained through field research by combining interview, observation, and documentation methods. The results showed that the maintenance of the air compressor on the KM SK 3 ship to produce high-pressure air has been carried out properly according to the manual book. The efforts made include carrying out maintenance and checking regularly and always paying attention to the lubrication and cooling system. Another effort made in compressor maintenance is the creation of a schedule for each change of lubricating oil, in order to monitor each change of lubricating oil. Furthermore, during docking and emergency situations, check the piston rings, connecting rods and non-return valves. Kompresor udara merupakan suatu permesinan bantu yang digunakan untuk memampatkan gas yang biasanya menghisap udara dari atmosfer, selain itu untuk menghisap udara atau gas yang bertekanan tinggi dari tekanan atmosfer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam melakukan perawatan kompresor udara dua tingkat di kapal KM SK 3 milik PT. Berlian Trasindo dalam usaha untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi saat melakukan pelayaran. Metode penelitian yang diguanakan adalah kualitatif deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data didapatkan melalui penelitian lapangan field research dengan penggabungan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan perawatan kompresor udara di kapal KM SK 3 untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi sudah dilakukan secara baik sesuai manual book. Upaya yang dilakukan diantaranya melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin dan selalu memperhatikan sistem pelumasan dan pendinginan. Selain itu juga memeriksa alat-alat sebelum digunakan seperti alat-alat pengaman, packing-packing, seal-seal dan lain sebagainya. Upaya lain yang dilakukan dalam perawatan kompresor adalah pembuatan jadwal setiap mengganti minyak pelumas, gunanya untuk memantau setiap penggantian minyak pelumas. Selanjutnya pada pada saat doking dan situasi darurat melakukan pemeriksaan pada ring piston, connecting rod dan non return valve.... e- ISSN 2722-1679p-ISSN 2684-9135 Volume 3 No. 2 November 2021 9 minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal Hendrawan et al., 2021;Mustain et al., 2019. ...Andi HendrawanAris SasongkoMuhamad DaffaPelumasan pada sistem sistem mesin induk merupakan hal yang vital agar mesin dpat awet dan kinerja mesin menjadi optmal. Semakin jauh jarak tempuh maka suhu mesin induk akan naik karena kemampuan oli dalam melumasi mesin makin berkurang. Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada mesin induk KM. LOGISTIK NUSANTARA 4 mengobservasi kenaikan suhu pada setiap titik perjalan. Kemudian dicatat dan analisa apakah terdapat pengaruh umur pelumas terhadap kenaikan suhu mesin. Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh umu pelumas terhadap kanikan suhu mesin induk. Hal ini dikarena penurunan viskositas sehingga daya serap oli juga makin rendah.... Pengaruh turunnya tekanan minyak pelumas terhadap kinerja motor diesel penggerak utama di kapal AHTS Transko Balihe ini juga sebagai ruang lingkup pembahasan, dimana pembahasan ini memiliki tujuan a Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi turunnya tekanan minyak pelumas pada motor diesel; b Untuk mengetahui dampak yang terjadi jika tekanan minyak pelumas motor diesel menurun; c Untuk mengetahui tentang upaya yang dilakukan untuk menjaga tekanan minyak pelumas. Maka perawatan dan pemeliharaan mesin induk dipengaruhi oleh kinerja minyak pelumas Mustain, I., Hidayat, T., & Abdurohman., 2019 ...AbdurohmanThe AHTS Transko Balihe ship with a diesel motor as the main propulsion engine. Lubrication is a process that occurs in diesel motors with the aim of reducing the occurrence of heat due to friction, cooling the rubbing parts, avoiding the sound produced by the engine due to friction so that the engine sound will be smoother, avoiding power losses due to friction which means increasing mechanical immersion, and for surface protection against corrosion. The author in this study collected data on problems that arise, then literature studies and questionnaires or interviews which were then analyzed and presented descriptively. This discussion provides an overview of the causes of the decrease in lubricating pressure, namely in the sediment tank that lacks lubricating oil, dirty or clogged filters, too high or low viscosity of lubricating oil, less than optimal pump work, poor manometer, worn engine parts. And the decrease in lubricating oil pressure, such as hot temperatures, greater friction between pistons and cylinder liners and friction in the main bearings and crankpin bearings, also requires attention and maintenance of lubricating oil such as sediment tanks, clogged filters, viscosity of lubricating oil, pump relief work. the valve, the pipes that drain the lubricating oil, the condition of the manometer needle, some parts are wornZainul IbadDicki Nizar ZulfikaAtika Isnaining DyahPada zaman modern saat ini bidan industri khususnya di bidang otomotif. Di Indonesia kebutuhan akan kendaraan bermotor sangat tinggi. Sehingga menyebabkan produsen berlomba-lomba untuk memningkatkan kualitas produk yang dijualnya. Kinerja motor merupakan salah satu hal yang diperhatikan dalam kendaraan bermotor. Kinerja motor juga berpengaruh dari tipe sistempembuangan yaitu knalpot. Pada dasarnya penggunaan knalpot racing adalah sebagai balap motor karena knalpot racing tidak ada pengaruhnya pada sistem pembuangan oleh gas sisa dari pembakaran jadi tenaga yang di hasilkan juga sangat besar. Pada penelitian ini menungganakan motor Ninja Kawasaki 250 Full Injection. Masyarakat banyak yang tidak tahu seberapa besarpengaruh knalpot racing terhadap performa mesin. Dengan ini peneliti meneliti terkait pengaruh pemggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang berupa daya dan torsi. Maka terdapat beberapa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dalam menggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang dihasilkan oleh Ninja Kawasaki 250 Full Injection tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasil dari peneletian ini adalah mengetahui hasil daya dan torsi yang WilastariApriandi Manuntun SabilSecara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai suatu kondisi yang bisa dari penulisan ini untuk mengetahui penyebab tidak optimalnya kinerja kompresor utama terhadap pengisian botol angin, Serta proses penanganan tidak optimalnya kompresor. Metode yang digunakan dalam penulisan antara lain metode observasi atau pengamatan, metode interview atau wawancara dan metode studi hasil pembahasan yang telah diperoleh, KM. Hari Baru Indonesia mempunyai kendala pada kinerja kompresor antara lain terdapat karat pada katup isap kompresor, konsumsi oli kompresor yang boros, terdapat kebocoran pada sirkulasi pipa ke botol angin, serta kesalahan dalam pemilihan oli yang mengakibatkan komponen tidak awet. Proses perbaikan dan penanganan pada kompresor sangatlah penting dikarenakan menyangkut olah gerak ataupun untuk keperluan-keperluan lainnya. Tidak optimalnya kinerja kompresor salah satu penyebabnya adalah terdapat karat pada katup isap, udara luar yang masuk menyebabkan munculnya kerak dikarenakan udara tidak benar-benar bersih dan tidak kering. Cara mengatasi adanya karat ialah dengan melakukan penyekiran serta penggantian pada katup isap Mesin Induk JakartaJ H JusakJusak, 2006. Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka. Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal? Terdapat 46 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. Minyak pelumas pada suatu Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3. Gambar diagram pipa sistem pelumas Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain – Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai section 11 – Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa section 11 – Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan section – Pompa utama dan independent stand by harus disediakan section 11 Sistem pelumasan oli didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi. Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak. Merapatkan kompressi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder. Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat dalam penggunaan. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal bekerja ketika minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank. Baca juga Kelebihan Wire Rope Sling dibanding Webbing Sling VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier Rantai Baja di jakarta dan juga menjual Rantai Stainless Steel, Rantai Galvanis dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, Lihat produk kami lainnya di sini. Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini. Mesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyak lubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakan suatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan di kapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEA dalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan serta effect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakan risk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil cooler memiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifier heater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatan yang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metode perawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITA Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan dan Pemilihan Metode PerawatanM/E di Kapal Menggunakan Metode FMEA Dalam Rangka MenunjangOperasi Transportasi Laut di IndonesiaFailure Analysis of Lubricating System and Selection of MaintenanceMethods for M/E using FMEA In Order to Support Marine TransportationOperation in Indonesia Mohammad Danil Arifin , Fanny Octaviani, Theresiana. D. NovitaTeknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada, Jakartae-mail diterima 04 Februari 2015, diedit 16 Februari 2015, dan disetujui terbit 26 Maret 2015ABSTRAKMesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukungyang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyaklubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistemtersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motorinduk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakansuatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan dikapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEAdalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan sertaeffect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakanrisk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukandiketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil coolermemiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifierheater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metodeperawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di kunci Kegagalan, Sisitem Pelumasan, Pemilihan Metode, Perawatan M/E kapal, Metode performance of diesel engine as a main engine on board have a correlation with the condition of supportingsystem. All of supporting system such as fuel oil system, lubricating oil system, cooling system and starting air systemare have a major function to support the operation of main engine on board, because if the support system can not beoperate properly it will give an impact to the performance of main engine. It is also possible to make main engine asa prime mover on board can not be operated because of the failure in component of supporting system. Therefore, itis necessary to make an analysis about the failure mode from each component and make a decision about themaintenance methods to make sure about the condition of each component still in a good state. The aims of thisresearch is to analyze the failure of component system on board using the Failure Mode and Effect Analysis FMEAmethods in order to support marine transportation in Indonesia. By using FMEA Worksheet, failure mode and effectfrom each component of lubricating system to main engine was detected. Result from this research shown that ratingrisk for lubricating oil tank and sump tank is LOW, rating risk for lubricating oil cooler is MAJOR, and then ratingrisk for lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump and lubricating purifier heater is on the result of the analysis the appropriate maintenance methods for this system are preventive maintenanceand corrective maintenance. Hopefully the result of this research could give the information of failure mode, andselection of maintenance methods to support the marine transportation operation in Failure , Sisitem lubrication , Method Selection , Care M / E Ship , FMEA Method Maret 2015 1-6PENDAHULUANMesin diesel sebagai motor induk Main En-gine di kapal dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system [1]. Semua sistem tersebut memilikifungsi serta peran yang sangat penting bagioperasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusaka n pada sa lah satu sis tempenunjangnya, maka dapat mempengaruhi kinerjamotor induk secara keseluruhan. Kegagalan fail-ure yang terjadi pada salah satu komponen dapatmenimbulkan suatu kegagalan yang sifatnya merusakkeseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya akanmengakibatkan kerugian besar dan ini menjadi resikoyang pasti dialami oleh suatu sistem. Oleh karenaitu, kita perlu menganalisa resiko kegagalan yangbiasa dialami oleh suatu sistem atau komponen dalamhal ini adalah komponen sistem pelumasan motorinduk di dan perbaikan merupakan hal yangterpenting dalam memprediksi prilaku dari suatusistem pada masa yang akan datang serta efek yangakan ditimbulkan terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut prilaku dari suatu sistem padamasa yang akan datang serta efek yang akandit imbulka n terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Berdasarkanpada pertimbangan diatas, penulis memandang perludilakukan sebuah analisa kegagalan sistem pelumasdan pemilihan metode perawatan motor induk di kapaldengan menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA yakni analisa yang cenderungmengacu kepada efek yang akan ditimbulkan olehsuatu komponen terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Maksud dantujuan penulisan penelitian ini adalah Mengetahuikegagalan-kegagalan komponen sistem pelumasanmotor indu k di kapal mengguna kan FMEA;Mengetahui pengaruh-pengaruh kegagalan padasetiap komponen sistem pelumasan pada motor indukdi kapal; Mengetahui metode perawatan yang sesuaiuntuk sistem pelumasan di yang akan dibahas adalah sebagai berikutBagaimana karakteristik kegagalan sistem pelumasandi kapal menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA; Bagaimana pengaruh kegagalanpada setiap komponen sistem pelumasan pada mo-tor induk di kapal; Bagaimana metode perawatanyang digunakan untuk menjaga komponen padamotor induk di Untuk penyelesaian penelitian terkait dengandata dan pentahapan pekerjaan dapat dilihat lebihrinci pada diagram alur pada gambar 1 berikutGambar 1. Metodologi atau Diagram Alur Penelitian 3Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITASistem Pelumasan Kapal, dalam pelaksanaanyamesin diesel sebagai motor induk main engine dikapal akan dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system. Semua sistem tersebut memiliki fungsiserta peran yang sangat penting bagi operasionalmotor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadikerusakan pada salah satu sistem penunjangnya,motor induk pasti akan mengalami masalah danmungkin motor induk tidak dapat beroperasi denganbaik. Sebagai contoh. sistem pelumasan mesin yangberfungs i seba gai penyuplai minyak pelumaskebagian mesin yang perlu dilumasi mengalamimasalah maka bagian engine yang kurang pelumasakan cepat aus serta dikhawatirkan motor induk tidakmampu menahan panas yang ditimbulkan oleh kerjamot or indu k ter sebut sehingga ha l ini dapa tmengganggu kinerja dari motor induk dikapal [2].Gambar 2. Instalasi sistem penunjang motor induk di kapal Minyak pelumas pada suatu sistem permesinanberfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan padapermukaan komponen-komponen yang bergerak danbersinggungan. Selain itu minyak pelumas jugaberfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapamotor. Karena dalam hal ini motor diesel yangdiguna kan termasuk dalam jenis motor dengankapasitas pelumasan yang besar, maka sistempelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motordibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakanuntuk mendinginkan dan melumasi engine bearingdan mendinginkan piston [3].Prinsip Kerja, Minyak pelumas dihisap dari lu-bricating oil sump tank oleh pompa bertipe screwatau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkanmenuju main diesel engine melalui second filter danlubricating oil cooler. Temperature oil keluar daricooler secara otomatis dikontrol pada level konstanyang ditentukan untuk memperoleh viskositas yangsesuai dengan yang diinginkan pada inlet main dieselengine. Kemudian lubricating oil dialirkan ke mainengine bearing dan juga dialirkan kembali ke lu-bricating oil sump tank [4].Pendekatan yang tepatsebagai solusi bagaimana bila terjadi kegagalanpelaksanaanya, yaitu menggunakan metode, FMEAmerupakan suatu analisa yang dilakukan denganmemeriksa komponen komponen dari tingkat rendahdan meneruskannya ke sistem yang merupakantingkatan yang lebih tinggi serta mempertimbangkankegagalan sistem sebagai hasil dari semua bentukkegagalan. Disamping itu FMEA merupakan salahsa t u bentuk analisa kegaga lan serta dampa kkegagalan yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponenpada sistem. Hasil dari analisa FMEA dapat dibuatsedetail mungkin, hal ini bergantung dari informasiyang akan dibutuhkan serta informasi yang diperolehuntuk DAN ANALISISDa r i data kapal berikut dapa t diper olehsp esif ikasi identit a s ka pa l, s ehingga dalampemeriksaa n komp onen lebih muda h gunamengetahui jenis motor dan kapasitas terjadi kegagalan dalam pelaksanaanyaperanan FMEAdalam menganalisa. Maret 2015 1-6 Sistem pelumasan Lubricating Oil Sys-tem di kapal terdiri dari beberapa komponen berikutini antara lainTabel 1 . Data Spesifikasi Tug Boat TITAN 03 N0 Identifikasi Keterangan 2 LPP 25,13 Meter 3 LWL 27,15 Meter 5 Sarat Air 3,35 Meter 6 Kecepatan 10 Knot 8 kW / 759 / 1406 Buatan Tahun 2010 - Indonesi a Sumber Tug Boat TITAN 03 Tabel 2. Fungsi Komponen Sistem Pelumas N0 Nama Komponen Fungsi 1 Lubricating oil tank Berfungsi sebagai tempat penyimpanan Lubricating Oil 2 Lubricating oil pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari Lubricating Oil tank ke komponen-komponen motor induk. 3 Lubricating oil cooler Berfungsi untuk menurunkan temperature minyak pelumas. 4 Lubricating oil filter Berfungsi untuk menyaring partikel kasar yang ada pada lubricating oil 5 Sump tank Berfungsi sebagai tempat penampungtelah dipakai oleh motor induk 6 Purifier Berfungsi untuk memisahkan minyak pelumas dari air dan kotoran. 7 Transfer Pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari sump tank ke service tank 8 Lubricating Purifier Heater Berfungsi untuk meningkatkan temperature serta viskositas minyak pelumas. kegagalan dari masing-masing komponen tersebut dilakukan dengan menggunakantabel Failure Mode And Effects Analysis MIL-STD 1629A, berdasarkan FMEA worksheet analysisdidapatkan nilai konsekwensi atau dampak yangditimbulkan oleh masing-masing komponen pada tabel 3HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwaterdapat 5 komponen yang memiliki konsekwensiyang tinggi, 1 komponen dengan konsekwensi sedangdan 2 komponen memiliki konsekwensi yang untuk mengetahui resiko dari setiapkomponen maka diperlukan adanya penentuan resikomenggunakan risk matrik [7]. Risk matrik untukTabel 3. Tabel Konsekwensi Berdasarkan FMEA Worksheet No Nama Komponen Consequence o Major, would threaten fungtional goals/objectives o Moderate, necessitatin g significant adjustment to ove rall fun ction o Negli gible, lower consequence 1 Lub Oil Tank Negligible 2 LO. Pump Major 3 LO. Cooler Moderate 4 LO. Filter Major 5 6 Purifier Major 7 Transfer. Pump Major 8 Lubricating Purifier Heater Major analisa ini merupakan matrik 5x5 yang terdiri daribeberapa komponen yaitu kemungkinan terjadinyakecelakaan atau frekuensi, dampak yang ditimbulkanatau severity atau consequence serta dibagiantengah yang merupakan perpotongan keduanya yangmerupakan level dari resiko, ditandai dengan warnayang berbeda dimana L= Low risk, M= Mediumrisk, H= High risk dan E= Extreme Risk. Untukmengetahui level suatu resiko dari matrik diatasada lah dengan mengetahui frekuensi dankonsekuensinya terlebih dahulu. Kemudian duakomponen ini ditarik secara mendatar dan vertical,La ngkah sela njuta nya adala h melakuka nidentifikasi terhadap masing-masing komponen darisistem pelumasan. Dimana identifikasi tersebutmeliputi fungsi, mode kegaga lan yang melakukan analisa terhadap dampak yangdapat ditimbulkan karena adanya kegagalan sistemdimana dibagi menjadi 3 bagian yaitu local effect,next higher effect dan end effect. Berdasarkan ataskegagalan yang terjadi dan dampak yang akandiberikan kemudian terdapat penjelasan mengenaisolusi atau cara yang digunakan untuk mngatasi 5Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITAperpotongan antara keduanya merupakan level dariresiko. Perhitungan dari nilai resiko adalah sebagaiberikut Berdasarkan data yang telah didapatkan dilapangan diketahui frekuensi kegagalan sistempelumasan adalah sebagai berikutResiko = Likelihood x Consequence pelumasan di kapal [5].Identifikasi yang t elah dilakuka n b a ikmenggunakan worksheet FMEA dan risk matrikmaka diketahui tingkat kekritisan dari masing-masingkomponen dimana 1 untuk komponen lubricatingoil tank dan sump tank memiliki rating risk yangrendah; 2 kemudian untuk komponen lubricatingoil cooler memiliki nilai rating mayor; 3 untukTabel 5. Level Risk Komponen Sumber Data diolah NO Nama Komponen Likelihood Consequence Level 1. Lub Oil Tank Unlikely Negligible L 2. LO. Pump Possible Major H 3. LO. Cooler Possible Moderate M 4. LO. Filter Possible Major H 5. Sump Tank Unlikely Negligibel L 6. Purifier Possible Major H 7. Transfer. Pump Possible Major H 8. Lubricating Purifier Heater Possible Major H Tabel 6. Risk Matrik Lubricating Oil System Likelihood Consequences Negligible Minor Moderate Major Severe Almost certain M H H E E Likely M M H H E Possible L M 3 2 , 4, 6, 7, 8 E Unlikely 1, 5 M M M H Rare L L M M H Sumber Data diolah Tabel 4. Ta bel Frekuensi Kegagalan Komponen umber data diolah NO Nama Komponen Likelihood o Unlikely,not expected to occur o Possible, could occur at some time Possible Pump Possible Dengan mengetahui masing-masingkonsekwensi dan frekuensi kegagalan yang terjadidari tiap-tiap komponen sistem pelumasan makadapat dengan mudah melakukan penilaian resiko yangnantinya dapat dijadikan sebagai acuan didalampemilihan metode perawatan yang sesuai denganmode kegagalan dari komponen sistem pelumasandi kapal. Berikut hasil penilaian risk matrik dari sistemkomponen lubricating oil pump, lubricating oilfilter, purifier, transfer pump dan lubricatingpurifier heater memiliki nilai rating risk yang samayakni high risk. Analisa yang telah dilakukan denganmenggunakan metode Failure Mode and EffectAnalysis FMEA maka dapat dilihat komponenmana saja yang membutuhkan prioritas yang tinggiuntuk kegiatan perawatan pada sistem pelumasan dikapal. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai Maret 2015 1-6dasar untuk menyusun prioritas kegiatan perawatanyang lebih efektif dan efisien berdasarkan tingkatkekritisan dari komponen tersebut. Terdapat beberapastrategi perawatan yang dapat digunakan untukmelakukan evaluasi perawatan, yaitu a. Seb a iknya dibuat dan disusun suatumaintenance scheduling secara tepat danterencana terutama untuk komponen-komponendengan critical value yang tinggi yang dapatmempenga r u hi kiner ja sistem s Mengalokasikan tenaga maintenance untukmelakuka n kegiatan per a watan sec a r atepatuntuk komponen dengan tingkat kekritisanyang tinggi, sehingga tenaga maintenance dapatsecara effective digunakan untuk melakukankegiatan perawatan maintenancec. Menentuka n prioritas pekerjaan perawatanberda sa rkan tingkat kekritisan hal ini yang menjadi prioritas utamaadalah komponen dengan level resiko tinggi yaitudiantaranya adalah LO. Pump, LO. Filter,Purifier, Transfer Pump, Lubricating Mengidentifikasi kebut uha n su ku ca da ngterutama untuk komponen yang memiliki tingkatkekritisan yang tinggi agar apabila terjadikegagalan maka tidak sampai menggangguproses produksi Berdasarkan startegi perawatan tersebut diatasmetode perawatan yang sesuai adalah denganmelakukan perawatan pencegahan preventivema i n tenance dan per a watan kor ekt ifcorrective maintenance.KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telahdilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut Kegagalan failure yang terjadipada komponen dapat menimbulkan suatu kegagalanyang sifatnya merusak keseluruhan fungsi utama M/E; Komponen lubricating oil tank dan sump tankmemiliki rating risk yang rendah, kemudian untukkomponen lubricating oil cooler memiliki nilai rat-ing mayor dan untuk komponen lubricating oil pump,lubricating oil filter, purifier, transfer pump danlubricating purifier heater memiliki nilai rating riskyang sama yakni high risk. Artinya bahwa peralatandengan nilai high risk dapat memberi effect yangbesar terhadap kerja sistem secara keseluruhan;Hasil dari analisa kegagalan dan dampak kegagalankomponen terhadap sistem sangat berguna untukmengidentifikasi strategi perawatan, kriteria urutanprioritas untuk melakukan perawatan; Berdasarkanstrategi perawatan berdasarkan Failure Mode andEffect Analysis FMEA maka metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dancorrective maint enan ce; Dengan mengeta huikara kteristik kegagagalan dari masing-masingkomponen dari tiap-tiap sistem yang ada maka akandiharapkan pemilihan dari jenis perawatan yangditerapkan memberikan benefit terhadap perusahaanserta mampu mendukung kelancaran operasionaltransportasi laut di saran yang dapa t diberikan untukpengembangan dan perbandingan dari penelitian inidiantara nya adala h sebagai berikut Didal ampenentuan pemilihan metode perawatan terhadapsuatu sistem harus berdasarkan atas penilaian yangtela h dilakukan terhadap performa komponen-komponen suatu sistem; Data kegagalan dari tiap-tiap komponen dari setiap sistem di kapal harus selaludidokumentasikan dan disimpan sebagai acuandida la m mela kukan sua tu pemiliha n metodeperawatan yang TERIMA KASIHTerima kasih kepada Direktorat Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat Direktorat JenderalPendidika n Tinggi Kementrian Pendidikan danKebudayaan atas pendanaan yang telah diberikanuntuk melakukan penelitian mengenai “AnalisaKegagalan Sist em Pelu masan Dan PemilihanMetode Perawatan M/E Di Kapal MenggunakanMetode FMEA Dalam Rangka Menunjang OperasiTransportasi Laut di Indonesia”.DAFTAR PUSTAKA[1] Artana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan TeknikSistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;[2] I Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan PerawatanSistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan DinamikaSistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[3] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[4] Mitsubishi Heavy Industries, LTD. Mitsubishi Marine DieselEngine;[5] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[6] OREDA-2002. 2002. Offshore Reliability Data. HovikDet Norske Veritas DNV;[7] Anda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementationof Risk Management Method at Fuel Oil System;[8] ___2009, Designing an Effective Risk , Matrix An ioMosaicCorporation Whitepape, diakses pada tanggal 21 Juni2014. ... Research involving failure and maintenance in the lubricating system has been done with Failure Mode and Effect Analysis method. Results of critical component analysis with the highest RPN include lubricating oil pump, filter, LO Cooler, and transfer pump [4][5][6]. The method was also used simultaneously with Weibull's distribution. ...... COMPONENT PERIODIC MAINTENANCE SCHEDULEInternational Journal of Marine Engineering Innovation and Research, Vol. 74,Dec. 2022. 300-310 pISSN 2541-5972, eISSN 2548-1479 ...... Kegagalan yang terjadi pada salah satu komponen dapat menyebabkan suatu kegagalan yang sifatnya merusak keseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian besar dan resiko dari sebuah system [1]. Karena permasalahan tersebut perlu dilakukan analisa kegagalan yang bisa dialami sebuah komponen, dalam hal ini komponen yang akan dibahas adalah komponen dari sistem bahan bakar. ...Rega Gagana Erwin Asmara Dwisetiono DwisetionoKomponen utama mesin induk kapal salah satunya yaitu sistem bahan bakar. Kegagalan pada sistem bahan bakar dapat berakibat fatal pada mesin induk kapal. Oleh karna itu pembuatan analisa kegagalan sistem bahan bakar kapal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sistem bahan bakar dengan menggunakan metode Preliminary Hazard Analysis PHA dan Fault Tree Analysis FTA. Metode PHA dadapat mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya accident ataupun kegagalan, sedangkan metode FTA merupakan metode yang mendeteksi penyebab dan akibat sistem mengalami kegagalan yang disebabkan satu atau lebih komponen pendukungnya dan menjadikannya dalam bentruk diagram. Penggunaan metode PHA dan FTA menghasilkan beberapa komponen seperti transfer pump, separator, filter, dan booster pump mengalami kegagalan. Hasil dari analisa menunjukkan nilai MTTF sebesar 319,7 jam, 504,9 jam, 150,73 jam, dan 322,38 jam, dari data tersebut dapat diketahui bahwa komponen filter cepat mengalami kegagalan karena memiliki nilai MTTF yang rendah, sehingga perawatan dan penggantiannya harus lebih diperhatikan agar tidak mempengaruhi kinerja dari sistem bahan bakar.... Salah satu faktor pendukung untuk kelancaran jalannya mesin diesel yaitu sistem pelumas, kurangnya pelumasan pada mesin diesel ini akan berdampak gesekan antar bagian-bagian apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan gangguan pengoperasian kapal. Fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan jumlah minyak pelumas yang cukup dan dingin serta bersih ke dalam mesin untuk mengadakan pelumasan yang efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri [2]. Setiap sistem tersebut memiliki fungsi serta fungsi yang sangat penting, apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem penunjangnya maka dapat mempengaruhi kinerja motor induk secara keseluruhan. ...Ratna Indriyani Dwisetiono DwisetionoMesin diesel sebagai mesin induk di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik seperti sistem pelumas lubricating oil system. Sistem pelumas salah satu sistem yang sangat penting dalam pengoperasian kapal, kegagalan pada sistem pelumasan menyebabkan sistem tidak beroperasi semestinya dan dapat mengalami kerugian dari pihak kapal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kagagalan pada setiap komponen sistem pelumas di main engine dan perawatan yang tepat. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk mengoptimalkan cara mengatasi kegagalan dan perawatan mesin utama kapal untuk mengidentifikasi strategi dan prioritas perawatan. Dengan menggunakan FMEA dapat mengetahui kegagalan serta efek yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui dan untuk melakukan perawatan harus mengelompokan komponen berdasarkan tingkat resiko rendah sampai tinggi. Komponen lubricating oil tank dan sump tank memiliki resiko yang rendah, lubricating oil cooler memiliki resiko sedang dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump dan lubricating purifier heater memiliki resiko tinggi. Hasil dari kegagalan komponen sistem pelumas sangat berguna untuk mengidentifikasi strategi perawatan berdasarkan tingkat resiko komponen tersebut dengan memilih antara perawatan pencegahan preventive maintenance dan perawatan korektif corrective maintenance.Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITSK ArtanaArtana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas AkhirI Putu Andhi Indira KusumaI Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil SystemJuniani Anda IvianaAnda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil System;Designing an Effective Risk___2009, Designing an Effective Risk, Matrix An ioMosaic Corporation Whitepape, whitepapers/ diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

gambar sistem pelumasan mesin kapal